_
RECYCLE EXPERIENCE is an art project established by Evan Driyananda and Attina Nuraini who shares the same interest in pop culture and toys art movement. Started circa 2006, they have made and reconstructed various kinds of materials, which existence were unexpected —even forgotten by most people in their daily lives— into new forms which are expected to be the media to express the creators’ explorative skills. These kind of explorations were conveyed by utilizing “Founded Objects media” (various kinds of non-organic waste which happens to be available amongst humanity), into many kinds of “Character Robotic Imagination”.
We had also established a “Custom Plush Jewelry” label called MANNEQUIN PLASTIC which gives different space to convey their imaginations.
Since its establishment, RECYCLE EXPERIENCE has been given enormous opportunities to participate in various numbers of activities such as art exhibitions, art collaborations, workshops, talk shows and many co-op works with several of the creative industries’ designers, companies, musicians and academic institutions.
Rumah Gembel Project, Garis Art Space & Pondok Indah Mall 3, jakarta Indonesia, December 2013,
Posted by RECYCLE EXPERIENCE at 2:34 AM
Pantarei presents: Rumah Gembel Project
Lewat proyek seni “Rumah Gembel” ini kami mencoba
untuk mengangkat sebuahrealitas yang sangat akrab
dalam keseharian kita, namun sangat jauh dari kesadaran kita. Bahkan sebagian
orang malu untuk mengakui bahwa pemukiman kumuh atau “rumah gembel” ini merupakan
bagian dari identitas kota yang kita huni. Lewat proyek seni ini kami
mengajak untuk jujur terhadap identitas lokal kita. Ide dari proyek seni ini adalah
untuk mereka ulang keberadaan “rumah gembel” ini di ruang publik yang berbeda,
di Mal, sebuah ruang publik yang sangat akrab dengan ‘masyarakat menengah-atas’
Jakarta. Objektif dari proyek seni ini adalah: melalui seni rupa, kita dapat
merubah kesadaran publik akan keberadaan “rumah gembel.”“Rumah Gembel” yang dalam
realitas keseharian kita dianggap memalukan, simbol dari negara berkembang,
melalui campur tangan seni rupa kami harapkan akan dapat diterima dan
berinteraksi dengan publik yang konon malu untuk mengakui keberadaan “rumah
gembel” ini sebagai bagian dari identitas dirinya.Dalam proyek seni ini, kami
membangun sebuah “rumah gembel” berukuran 200 x 300 x 300cm. Bahan yang
digunakan untuk membangun “rumah gembel” ini adalah barang-barang temuan, atau
barang-barang loakan. Hal ini untuk mempertahankan feel ke-gembelan dari “rumah
gembel” ini. Pada umumnya, dinding “rumah gembel” ini dibuat dengan teknik
tambal-menambal dari berbagai macam barang temuan, seperti kardus bekas,
triplek bekas, seng bekas, terpal plastik, dan sebagainya.Dalam proyek “Rumah Gembel”
ini, setiap keping dari bagian dinding direspons oleh seorang seniman, sehingga
sebagai hasil akhirnya terbentuk sebuah “rumah gembel” yang dindingnya terbuat
dari banyak karya-karya seni.-Hermanto Soerjanto,
Curator/Chief Creative Officer Pantarei, inc.“Rumah Gembel” dapat dilihat di
main lobby Pondok Indah Mall 3, dari tanggal 28 November hingga 1 Desember
2013.
Lewat proyek seni “Rumah Gembel” ini kami mencoba untuk mengangkat sebuahrealitas yang sangat akrab dalam keseharian kita, namun sangat jauh dari kesadaran kita. Bahkan sebagian orang malu untuk mengakui bahwa pemukiman kumuh atau “rumah gembel” ini merupakan bagian dari identitas kota yang kita huni. Lewat proyek seni ini kami mengajak untuk jujur terhadap identitas lokal kita. Ide dari proyek seni ini adalah untuk mereka ulang keberadaan “rumah gembel” ini di ruang publik yang berbeda, di Mal, sebuah ruang publik yang sangat akrab dengan ‘masyarakat menengah-atas’ Jakarta. Objektif dari proyek seni ini adalah: melalui seni rupa, kita dapat merubah kesadaran publik akan keberadaan “rumah gembel.”“Rumah Gembel” yang dalam realitas keseharian kita dianggap memalukan, simbol dari negara berkembang, melalui campur tangan seni rupa kami harapkan akan dapat diterima dan berinteraksi dengan publik yang konon malu untuk mengakui keberadaan “rumah gembel” ini sebagai bagian dari identitas dirinya.Dalam proyek seni ini, kami membangun sebuah “rumah gembel” berukuran 200 x 300 x 300cm. Bahan yang digunakan untuk membangun “rumah gembel” ini adalah barang-barang temuan, atau barang-barang loakan. Hal ini untuk mempertahankan feel ke-gembelan dari “rumah gembel” ini. Pada umumnya, dinding “rumah gembel” ini dibuat dengan teknik tambal-menambal dari berbagai macam barang temuan, seperti kardus bekas, triplek bekas, seng bekas, terpal plastik, dan sebagainya.Dalam proyek “Rumah Gembel” ini, setiap keping dari bagian dinding direspons oleh seorang seniman, sehingga sebagai hasil akhirnya terbentuk sebuah “rumah gembel” yang dindingnya terbuat dari banyak karya-karya seni.-Hermanto Soerjanto, Curator/Chief Creative Officer Pantarei, inc.“Rumah Gembel” dapat dilihat di main lobby Pondok Indah Mall 3, dari tanggal 28 November hingga 1 Desember 2013.